Senin, 02 Mei 2016

lembaran hati seorang bidan, kisah inspiratif

Selasa, 02 Juni 2015

catatan hati seorang bidan

Menjadi bidan adalah kebanggaanku. Saat ini sudah 18 tahun aku mengabdikan diri berjuang untuk ikut serta dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pada tahun 1995 aku diangkat menjadi Bidan PTT di Desa Nglutung, Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung.
Desa tempat tugasku di daerah penggunungan di lereng Gunung Wilis  yang jauh dari keramaian, tak ada listrik dan sulit air. Transportasi juga sangat sulit karena jalan yang berbatu apalagi jika musim hujan sangatlah sulit untuk dilalui baik oleh kendaraan roda dua atau roda empat.
Tapi aku bersyukur meskipun dengan kondisi yang terbatas aku bisa menjalankan tugasku dengan baik. Kalau mengingat pengalaman di hari pertamaku bekerja rasanya jantung mau lepas……
Anik Purwati-SST
Ada panggilan persalinan sisa dukun 6 jam yang lalu dengan retensio plasenta dan perdarahan. Keadaan pasien yang shock dan dikerumuni banyak orang hampir satu desa yang menangis membuatku sangat panik. Segera kupasang infus dan keluarga kuminta segera mencari kendaraan karena plasenta tak bisa dikeluarkan. Tapi ternyata karena tempat tugasku yang sangat sulit, kendaraan baru datang 3 jam kemudian yaitu sebuah truck pengangkut material bangunan.
Namun aku tetap bersyukur meskipun dengan perjalanan yang sangat lama  dan melelahkan sampai kadang harus mendorong kendaraan karena jalan yang sangat sulit sampai jugalah aku di rumah sakit  tempatku merujuk.
Alhamdulillah…… ibu akhirnya selamat. Dari kejadian inilah masyarakat sangat mempercayaiku. Sehingga banyak yang membutuhkanku mulai dari ibu hamil, ibu bersalin,bayi, anak balita dan masyarakat umum. Persalinan ke Bidan juga semakin meningkat dan masyarakatpun semakin mengerti betapa pentingnya kesehatan.
Buah dari perjuangan ini akhirnya aku terima . Pada tahun 1997 aku bisa berangkat ke Jakarta mewakili Propinsi Jawa Timur untuk menjadi Bidan Teladan Nasional..         Perjalanan yang kulalui untuk menuju kesana juga sangat panjang dan harus  bersaing dengan seluruh bidan dari perwakilan tiap kabupaten dan kota sewilayah Propinsi Jawa Timur. Aku sangat senang dan bangga karena akhirnya aku dinyatakan lolos.
Kebahagiaan tidak hanya kuterima sampai disitu saja. Pada tahun 1998 aku mendapat hadiah untuk menjadi petugas haji secara gratis dan tahun 2000 aku telah diangkat menjadi CPNS. Tahun 2011 sampai sekarang aku mendapat kepercayaan untuk  menjadi Bidan Koordinator di Puskesmas Dono, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.
Saat ini aku punya tanggung jawab penuh terhadap bidan desa di wilayah Puskesmasku untuk memberi contoh dan dukungan yang baik agar mereka menjadi bidan desa yang penuh kasih sehingga dapat dipercaya masyarakat karena lingkungan masyarakat desa berbeda jauh dengan masyarakat perkotaan. Selain itu aku selalu memberi motivasi untuk bangga menjadi seorang bidan.  Hidup bidan Indonesia………..
Penulis : Anik Purwati,SST                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar