Selasa, 02 Juni 2015
catatan hati seorang bidan
Menjadi bidan adalah kebanggaanku. Saat ini sudah 18 tahun aku
mengabdikan diri berjuang untuk ikut serta dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Pada tahun 1995 aku diangkat menjadi Bidan PTT
di Desa Nglutung, Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung.
Desa tempat tugasku di daerah penggunungan di lereng Gunung Wilis
yang jauh dari keramaian, tak ada listrik dan sulit air. Transportasi
juga sangat sulit karena jalan yang berbatu apalagi jika musim hujan
sangatlah sulit untuk dilalui baik oleh kendaraan roda dua atau roda
empat.
Tapi aku bersyukur meskipun dengan kondisi yang terbatas aku bisa
menjalankan tugasku dengan baik. Kalau mengingat pengalaman di hari
pertamaku bekerja rasanya jantung mau lepas……
Ada panggilan persalinan sisa dukun 6 jam yang lalu dengan retensio
plasenta dan perdarahan. Keadaan pasien yang shock dan dikerumuni banyak
orang hampir satu desa yang menangis membuatku sangat panik. Segera
kupasang infus dan keluarga kuminta segera mencari kendaraan karena
plasenta tak bisa dikeluarkan. Tapi ternyata karena tempat tugasku yang
sangat sulit, kendaraan baru datang 3 jam kemudian yaitu sebuah truck
pengangkut material bangunan.
Namun aku tetap bersyukur meskipun dengan perjalanan yang sangat lama
dan melelahkan sampai kadang harus mendorong kendaraan karena jalan
yang sangat sulit sampai jugalah aku di rumah sakit tempatku merujuk.
Alhamdulillah…… ibu akhirnya selamat. Dari kejadian inilah masyarakat
sangat mempercayaiku. Sehingga banyak yang membutuhkanku mulai dari ibu
hamil, ibu bersalin,bayi, anak balita dan masyarakat umum. Persalinan
ke Bidan juga semakin meningkat dan masyarakatpun semakin mengerti
betapa pentingnya kesehatan.
Buah dari perjuangan ini akhirnya aku terima . Pada tahun 1997 aku
bisa berangkat ke Jakarta mewakili Propinsi Jawa Timur untuk menjadi
Bidan Teladan Nasional.. Perjalanan yang kulalui untuk menuju
kesana juga sangat panjang dan harus bersaing dengan seluruh bidan dari
perwakilan tiap kabupaten dan kota sewilayah Propinsi Jawa Timur. Aku
sangat senang dan bangga karena akhirnya aku dinyatakan lolos.
Kebahagiaan tidak hanya kuterima sampai disitu saja. Pada tahun 1998
aku mendapat hadiah untuk menjadi petugas haji secara gratis dan tahun
2000 aku telah diangkat menjadi CPNS. Tahun 2011 sampai sekarang aku
mendapat kepercayaan untuk menjadi Bidan Koordinator di Puskesmas Dono,
Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.Saat ini aku punya tanggung jawab penuh terhadap bidan desa di wilayah Puskesmasku untuk memberi contoh dan dukungan yang baik agar mereka menjadi bidan desa yang penuh kasih sehingga dapat dipercaya masyarakat karena lingkungan masyarakat desa berbeda jauh dengan masyarakat perkotaan. Selain itu aku selalu memberi motivasi untuk bangga menjadi seorang bidan. Hidup bidan Indonesia………..
Penulis : Anik Purwati,SST
Diposkan oleh
faizah hadiat
di
18.06
Akademi
Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta. AKBIDUK Jogja. Pendaftaran PMB
Akbid. AKBID Kebidanan. Mau jadi Bidan Profesional dan handal kunjungi :
www.akbiduk.ac.idAkbid di Jogja Akbid Ummi Khasanah Yogyakarta.
http://luntungberbincang.blogspot.co.id/2015/06/catatan-hati-seorang-bidan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar